Kamis, 01 Oktober 2009

Menentukan Spesifikasi Komputer

Tags: , , , , , , , , , , , , ,
trackback

Kita sudah bahas mengenai komponen-komponen komputer, motherboard, prosessor dan VGA. Langkah selanjutnya tentu saja menentukan spesifikasi (spek) komputer yg tepat. Sebelum menentukan spek dari komputer yg akan kita beli/rakit, hal terpenting yg hrs kita ketahui adalah kegunaan dari komputer itu. Untuk apa komputer itu? Pekerjaan kantoran kah? Main game kah? Atau graphics design dsb. Itu dulu yg hrs kita ketahui dgn pasti.
Memang sangat jarang orang beli komputer hanya unukt satu kegunaan saja. Biasanya akan digunakan untuk berbagai keperluan. Namun pasti ada prioritas, fungsi apa yg akan diutamakan. Kecuali dananya tidak terbatas, maka kita bisa beli komputer dgn semua komponen yg paling canggih, pasti bisa memenuhi semua kebutuhan.
Justru karena dana yg terbatas itulah maka kita harus memilih spek komputer yg akan kita beli dgn sangat seksama. Jadi langkah kedua adalah ambil buku tabungan dan lihat berapa dana yg tersedia buat dibelanjakan komputer. Penetapan anggaran belanja ini juga harus realistis. Agak muskil bila kita menghendaki komputer lengkap untuk dipakai desain grafis tapi dana yg ada cuma 4 juta, misalnya. Bukannya tidak bisa, tapi nanti bukan kepuasan kerja yg didapat melainkan hanya sumpah serapah dan kepala pusing.
Anggaran dana ini juga menentukan pada level mana spek komputer kita. Apakah level terendah (low-end/entry level), menengah (mid-end/mainstream) atau level yg cukup tinggi (high-end). Low-end komputer adalah spek minimal. masih bisa berfungsi dgn baik sesuai kegunaannya, namun tentu saja kemampuannya terbatas. Mid-end komputer secara umum merupakan komputer yg value (ratio performance/ price) paling baik. Bisa mengerjakan semua kebutuhan kita dgn baik tanpa mengeluarkan dana yg terlampau besar. Tapi kalau kita menghendaki komputer dgn performance tertinggi, maka high-end komputer adalah pilihannya dgn konsekuensi tangan hrs masuk lebih dalam lagi ke dompet kita.
Kita ambil contoh riil saja. Misalnya kita mau beli komputer multi fungsi untuk seluruh anggota keluarga. Si Bapak pakai untuk tugas-tugas kantor seperti mengerjakan Laporan, Presentasi dll. Si Ibu pakai untuk browsing internet. Si Sulung yg sudah kuliah perlu unt belajar desain grafis. Si Bungsu sedang getol²nya main game tembak²an. Setelah Presiden berunding dgn Menteri Keuangan, maka ditetapkan RABK (Rencana Anggaran Belanja Komputer) sebesar maksimal 10 juta.
Okey kita punya duit 10 juta. Langkah pertama tentukan perangkat apa saja yg akan dibeli. CPU + monitor + keyboard, itu sudah pasti. Oh iya, Si Bapak perlu juga printer untuk mencetak laporannya. Si Sulung perlu mouse pen (mouse berbentuk spt pena) unt memudahkan dia dlm desain grafis dan scanner. Si Ibu usul mejanya hrs yg enak dipandang dari unsur estetika krn komputert akan ditaruh di ruang tamu. Si Bungsu maunya pakai monitor LCD yg layar lebar kayak yg biasa dia pakai kalau main di Game Center.
Selanjutnya peritahkan Si Sulung untuk akses internet dari kampusnya biar gratis. Suruh dia masuk ke www.rakitan.com atau www.viraindo.com atau www.bhineka.com. Kalau di kampusnya ada printer, minta dia mencetak daftar harga lengkapnya. Kalau perlu dia harus masuk ke website produsen dari komponen² yg mau dibeli untuk membandingkan spesifikasi antara satu type dgn type lainnya.
Sesudah diinventarisasi segala perangkat yg mau dibeli dan cari tahu harga²nya, sisihkan dana yg sesuai. Printer si Bapak harganya 500 rb, meja si Ibu 350 rb, mouse pen si Sulung beli yg 450 rb saja krn dia juga masih belajar (tdk perlu yg canggih seharga 3 jt lbh) dan scannernya 600 rb. Monitor LCD 19″ wide unt Si Bungsu makan anggaran 2,2 jt. Total jenderal unt tetek bengek habis 4,1 jt jadi sisa duit tinggal 5,9 jt.
Kemudian tentukan juga komponen² yg mutlak hrs ada. Keyboard + mouse beli yg 150 rb saja sdh sangat memadai. Lalu DVD combo (DVD-ROM + CD writer) hrs ditebus dgn duit 250 rb. Casing tanpa power supply yg kelas lumayan 250 rb. Hard disk, krn mau dipakai ramai², beli yg 250 GB SATA, kena 700 rb. Dananya kepotong lagi 1,35 jt. Sisanya tinggal 4,55 jt buat jerohan komputer (prosesor. mobo, VGA card, RAM dan power supply).
Nah sekarang episode pusing kepala baru dimulai. Mau beli prosesor yg mana dgn mobo type apa? Untuk jaman sekarang, rasanya prosesor single core sdh tdk masuk hitungan. Harus dual core minimal. Dual core yg mana? AMD atau Intel? Musyawarah unt mufakat ternyata tdk tercapai, terpaksa voting. Hasilnya 3 lawan 1 unt Intel (hanya Si Sulung yg agak melek komputer yg milih AMD). Intel yg mana? Akhirnya unt sementara ditetapkan C2D E6550, lihat di pricelist yg dibawa Si Sulung, harganya 1.6 jt. Terus mobo buat pasangannya apa? Berdasar hasil Si Sulung melanglang buana ke website para produsen, akhirnya diputuskan pakai yg chipetnya P35 saja, mau beli yg X38 duitnya kurang. Lihat anggarannya kayaknya yg merk X seharga 900 rb yg paling pas. Jadi prosesor + mobo makan anggaran 2.5 jt. Sisa dana tinggal 2,050 jt buat VGA, memory dan power supply.
Dana 2,050 jt di pilah² lagi. Buat VGA 1 jt sdh lumayan bagus, mau beli yg NVidia bisa dapat 8600GT, kalau lbh demen sama Mpok ATI pasti pilih HD 2600XT, tinggal cari merk dan varian yg sesuai budgetnya. Memorynya berapa GB ya? Sistem spt itu paling pas kalau pakai 2 GB. Jadi beli RAM DDR2 PC6400 2 keping @ 1 GB. Harganya 550 rb sdh bagus. Ambil kalkulator, hitung punya hitung ternyata sisa duit tinggal 500 rb. Nah ternyata ada power supply yg pure power 400 Watt harganya 400 rb juga. Sisa duit tinggal cepek. Si Ibu tersenyum lebar … bakalan ada sisa anggaran buat beli tank-top baru nih
Persoalan selesai? Ternyata belum … tanpa operating system komputer mana bisa berfungsi? Waduh gimana nih. Pakai O/S gratisan saja seperti LINUX? Atau rogoh kocek sekitar 1 jt lbh buat beli Windows XP buatan Microsoft? Alternatif lain, yg banyak dikutuk orang tapi paling banyak dipakai, adalah Windows buatan Miglodok. Pilihan mana yg diambil oleh keluarga sejahtera tadi tdk ada yg tahu, krn sidang dilakukan tertutup tanpa kehadiran wartawan.
Yg jelas akhir pekan lalu mereka ramai² ke Mangga Dua Mall unt belanja komputer. Si Bapak bahagia krn bisa nongkrong di food court sambil melototin amoy² cantik. Si Ibu gembira krn bisa belanja tank-top dgn leluasa ke ITC M2, Si Sulung senang bisa nongkrongin teknisi toko yg lagi rakitin komputernya sambil tanya ini itu, dan Si Bungsu? Ya Si Bungsu asyik berburu game² bajakan di toko² software yg banyak disana.
Kurangkan dulu unt komponen² esensial lain yg pasti dibeli tanpa memandang spek CPU nya, seperti monitor, keyboard + mouse dsb. Baru lah sisa anggaran di-pilah² unt masing² komponen utamanya.
Kata kunci dari kinerja komputer adalah keseimbangan di antara kinerja masing² komponennya. Seberapa bisa, hindarkan hambatan pada salah satu komponen atau istilahnya bottleneck. Percuma pakai prosesor yg quad core, misalnya, kalau kapasitas memory cuma 512 MB. Pasti akan terjadi bottleneck krn kinerja prosesor yg digdaya tsb akan terhambat oleh keterbatasan memory. Ibarat naik Ferrari di Harmoni pada siang hari. Kemampuan lari Ferrarinya tdk akan bisa didayagunakan pd kondisi jalan macet spt itu.
Kinerja suatu sistem komputer ditentukan oleh kinerja dari komponennya yg paling rendah.
Upayakan menggunakan power supply yg baik (pure power). Jgn tergiur oleh besarnya wattage yg ditawarkan. Ingat: harga tdk pernah bohong! Kalau ada yg menjual casing berikut power supplynya seharga 400 rb dgn iming² PSU nya 450 W (misalnya), lupakan saja. PSU jenis ini cuma di tulisan saja yg 450 W, power sebenarnya bisa dapat 250 W saja anda sudah beruntung. Kecuali hendak merakit komputer low-end dgn mobo VGA OB dan tidak banyak komponen tambahan, jgn pernah menggunakan power supply murahan bawaan casing.
Komputer bukan seperti mainan mobil²an unt anak. Kalau mainan, batereinya drop paling² jalannya jadi pelan dan lampunya redup. Begitu diganti baterei baru, jalan normal lagi. Komponen komputer tdk spt itu, kalau tegangan atau daya kurang maka dia akan rusak permanen. PSU yg jelek berpotensi merusak komponen lain. Jgn pertaruhkan uang jutaan yg sdh kita keluarkan unt beli CPU menguap begitu saja krn kita berhemat bbrp ratus ribu unt membeli PSU yg bagus.

Prosesor:
Apabila dana terbatas, spek prosesor boleh diturunkan kelasnya (kecuali unt kebutuhan pengunaan yg memang perlu prosesor yg canggih). Komponen ini yg paling gampang di upgrade. Dan kalau kita mengerti sedikit ttg teknis komputer, tdk terlalu sulit unt memacu (overclock) prosesor agar kinerjanya setara dgn prosesor dgn spek di atasnya (yg lbh mahal tentunya). Kelak kalau dirasa kinerja prosesor sdh tdk memadai unt kebutuhan kita, cukup beli prosesor baru yg lbh canggih dan jual prosesor bekasnya. Syaratnya asal mobonya mendukung saja.

Motherboard:
Yg paling sulit justru menentukan pilihan motherboard. Komponen ini boleh dikatakan tdk bisa diupgrade, krn mengganti motherboard biasanya diikuti dgn mengganti prosesor pula. Kalau sudah begini mendingan jual komputer yg lama, beli yg baru. Tips dlm memilih mobo, belilah mobo dgn chipset keluaran terbaru sesuai kemampuan finansial kita. Chipset terbaru biasanya sdh mendukung prosesor generasi yang akan datang beserta fitur²nya. 2 thn lagi, misalnya, komputer kita sdh kedodoran menangani berbagai aplikasi baru, kita tinggal ganti prosesornya saja dgn generasi yg lbh muda. Bacalah thread Papan Bunda untuk tahu lbh jauh soal mobo.

Memory:
Unt saat ini, kapasitas RAM 1 GB adalah syarat minimal unt menjalankan berbagai aplikasi dgn nyaman. Alangkah baiknya bila kita pasang RAM 2 GB di sistem kita. Hal yg perlu diperhatikan adalah spek mobonya, apakah sdh mendukung fitur dual channel (hampir semua mobo keluaran baru sdh mendukung dual channel, kecuali type tertentu). Dng mobo yg support dual channel, dianjurkan unt memakai 2 keping RAM yg identik. Jadi kalau mau pasang memory 1 G belilah 2 keping @ 512 MB dgn merk yg sama (dan kalau bisa batch number yg sama). Memang 2 keping @ 512 MB sedikit lbh mahal dibanding 1 keping @ 1 G, tapi layak dibayarkan krn kinerja memory jadi lebih cepat.

Optical Drive & Hard Disk:
Belilah Optical Drive sesuai kebutuhan. Kalau memang membutuhkan unt menulis data di DVD, maka mau tak mau hrs memakai DVD-RW. Tapi kalau data cukup ditulis di CD, maka DVD combo adalah pilihan yg paling bijak. Apa pun kondisinya, DVD drive sdh menjadi keharusan dewasa ini. Sebagian besar installer aplikasi² baru sdh menggunakan format DVD, bukan CD lagi.
Koneksi untuk Optical Drive dan Harddisk sebaiknya menggunakan yg Serial ATA (SATA). Bbrp mobo keluaran terbaru sdh jarang yg memiliki port IDE/Paralel ATA secara native. Memang biasanya msh tersedia port IDE, tapi itu ditangani oleh satu chipset khusus yg akan merubahnya menjadi SATA. Kadang² deteksinya lbh lambat, sekalipun bisa berfungsi normal.
Demikian suka duka dalam menentukan spesifikasi komputer yg paling pas.
Lalu bagaimana keadaan keluarga dlm ilustrasi tadi? Ternyata malah sering terjadi cekcok antar anggota parlemen krn mereka selalu saling berebut menggunakan komputer yg satu itu. Nah! Mestinya masing2 dikasih jatah laptop seorang satu.
Btw, ada cara untuk ngukur daya (watt) PSU (Power Supply Unit)? Kita bisa ukur voltage keluarannya, tapi kalau watt gimana ngukurnya ya? Just curious sih …
Saya setuju, PSU ini vital, orang sering meremehkan fungsinya dan sering mengorbankan harga PSU untuk mendapatkan komponen lain yg lebih baik. Padahal PSU ini kan jantung sistem, kalo jantungnya jelek yang lain juga empot-empotan. Rekomendasi PSU yang OK apa ya? Kualitas OK, dan harga juga OK.
Di samping PSU, saya juga sangat merekomendasikan penggunaan UPS dan/atau stabilisator tegangan. Karena saya lihat di banyak tempat di Indonesia ini tegangan listrik masih kurang stabil. Ini juga cukup berbahaya untuk umur system. Saya malah lebih ekstrim, kebetulan di daerah saya naik turunnya listrik cukup gila-gilaan, jadi saya pake UPS & stabilizer, karena UPS lama, system AVRnya belum kurang mantap (dari hasil pengecekan pake multimeter). Beli stabilizer & UPS pun sebisa mungkin jangan asal. Banyak dijual sekarang UPS yang telah ada AVR-nya (stabilisatornya, Automatic Voltage Regulator), dengan harga yang sudah cukup masuk akal dibandingkan beberapa tahun lalu.
Bila UPS dirasa masih terlalu mahal, minimal kita pasang stabilisator. Jangan pake yang murah/biasa, pake yang sudah pake motor. Lebih mahal, bisa 2x lipat yang biasa, beratnya pun lebih 2x lipat
Tapi OK punya. Saya pake satu, dan dari test bisa menerima toleransi input dari 140-260V. Tegangan listrik di tempat saya kadang ngedrop sampai ~160V, dan saya masih mendapatkan output stabil di 220V (+/- 1-2V).
Perlu di ingat, kadang di spec nya tertulis 1200 watt (misalkan). Tapi output sesungguh nya biasanya hanya 80% nya saja. Dan jangan lupa 1200 watt itu biasanya di bagi2x menjadi 2 rail utama, yang jadinya tiap rail hanya punya output 600 x 80% nya doang.
Bagusnya kalo anda merakit PC high performance, daya PSU harus di kasih extra 30 % dari yg di butuhkan oleh tiap2x perangkatnya (Processor, VGA, Motherboard, RAM, HDD, optic, Fan dll).
Terutama Processor dan VGA adapter kalo yg high end biasanya perlu daya di atas 600 watt.
Soal merk, ada banyak kok yg bagus dgn harga yg cukup “terjangkau”. Bbrp diantaranya: Acbel, Antec, AOpen, FSP, Silverstone dll. PSU bawaan casing yg “murah meriah” tdk layak pakai kecuali unt system yg low-end dan minim peripheral, itu pun msh diragukan daya tahannya.
Unt menentukan merk yg layak pakai atau tidak, kembali ke slogan “harga tdk pernah bohong.” Tdk ada barang kualitas bagus yg harganya “murah”. Contoh: PSU real power 400W yg bagus harga sekitar 400 rb an, nah kalau ada yg jual casing berikut PSU 430W seharga 350 rb an, ketahuan deh mana yg bagus bener dan mana yg “tipu2″. Yg repot banyak barang kualitas “biasa” tapi dijual mahal. Banyak tanya dari berbagai sumber sebelum beli, itu panduan terbaik.
Untuk PSU yg real power, angka wattage yg tertulis di speknya itu unt continuous power, sedang peak powernya bisa lebih tinggi sampai 10% bahkan lebih.
Jadi saat semua komponen CPU full load (prosesor, VGA, HDD & ODD semua kerja berat saat bersamaan) PSU tsb masih sanggup unt menanganinya sekalipun tdk unt waktu terus-menerus. Lagian jarang kondisi semua komponen full load gitu terjadi unt jangka waktu yg lama. Paling hanya bbrp detik saja.
Ini kebalikan dari PSU yg “biasa saja” dimana angka yg tercantum adalah peak powernya. Kalau PSU yg murahan, mendingan angkanya dikalikan 40%, itulah real powernya. Nah kalau PSU ginian kena full load, maka komputer akan hang atau restart. Kalau terjadi berulang-ulang maka say goodbye to your HDD, motherboard, VGA and processor.

www.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.ws
BLOGE ANAK TI © 2008. Design by :vio Templates Sponsored by: gold bola